Detail Artikel
FOMO, Kecemasan Anak Muda Masa Kini

FOMO atau fear of missing out suatu fenomena perasaan cemas pada manusia jika ia kehilangan suatu moment atau informasi. Kita ambil 1 contoh dari salah satu bentuk tren yang dekat dengan kita contohnya, tren ucapan selamat pada teman yang telah menyelesaikan tahap-tahap skripsinya dari mulai Sempro, Sidang Skripsi sampai wisuda. Mungkin kamu pernah mengalami hal ini, saat lagi asyik scroll sosial media saat ini. Kamu lihat, teman-teman angkatan kamu sedang me-repost ulang ucapan dari sahabatnya yang merayakan sidang skripsinya. Sedangkan kamu? kamu bahkan belum melanjutkan progress skripsimu. Dan disitu perasaan cemas, khawatir, marah, sedih pun datang. "Kapan aku sempro dan bisa mendapatkan ucapan seperti itu ya?" begitulah kira-kira perasaan FOMO itu.
Menurut majalah Time.com fenomena FOMO biasanya dimiliki oleh mereka yang memiliki tingkat kepuasan yang rendah terhadap kebutuhan dasar akan kompetensi, otonomi, dan keterkaitan cenderung memiliki tingkat ketakutan kehilangan yang lebih tinggi seperti halnya mereka yang memiliki tingkat suasana hati umum yang lebih rendah dan kepuasan hidup secara keseluruhan. Ini tentu bukan hal yang baik bagi kita karena Faktanya, FOMO mengarahkan orang untuk memeriksa media sosial tepat setelah mereka bangun, sebelum tidur dan saat makan.
Dampak negatif yang dapat dirasakan saat kamu terus menanamkan perasaan FOMO ini adalah :
1. Perasaan Negatif
Berbagai riset menyebutkan bahwa orang yang terlalu sering melihat postingan foto atau video liburan orang lain akan merasa kurang nyaman dan lebih mudah merasa kesepian. Bahkan dalam contoh kasus diatas kamu mungkin akan terus asyik menyalahkan diri sendiri karena belum mendapatkan ucapan selamat dari temanmu, padahal kamu tidak melanjutkan progressnya.
2. Meningkatkan risiko terjadinya masalah psikologis
Penggunaan media sosial secara berlebihan diketahui dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah stres dan terobsesi untuk mempertahankan image atau harga diri mereka di media sosial. Jika ini terus berlangsung maka perasaan FOMO akan membuat risiko gangguan mental muncul, seperti gangguan kecemasan, atau bahkan depresi.
3. Menurunkan rasa percaya diri
Ucapan repost instastory di media sosial mungkin membuatmu membandingkan diri dengan orang lain dan menjadi tidak percaya diri karena merasa hidup mereka lebih sempurna. Hal ini bisa menyebabkanmu rentan mengalami gangguan stres. Padahal kita tidak pernah tau masalah yang dialami orang itu.
Untuk itu, perlu sekali untuk kita ingat, jangan biarkan kebahagiaan orang lain membuat kamu merasa jadi orang paling nggak beruntung di dunia. Sering sekali, kita langsung percaya bahwa semua yang ada Instagram atau media sosial lainnya adalah hal yang nyata. Padahal, kita tidak tahu ada apa di baliknya. Di dalam hidup, kita pasti mengalami momen bahagia maupun sebaliknya. Kebanyakan orang memilih untuk membagikan momen terbaik dalam hidup mereka. Bukan berarti hidupnya akan terus bahagia . Makanya, yuk berhenti membandingkan hidup kamu dengan orang lain supaya tidak terkena FOMO.